Beberapa hari ini banyak nasabah mengeluh dengan Harga Dasar Emas (HDE) bank syariah yang anjlok gak ketulungan. “Bagaimana ini kok jaraknya dengan harga emas di pasar jauh banget? Rugi dong....?!”
Memang itulah kondisi yang sebenarnya tentang emas. Bisa naik juga bisa turun. Di pasar lokal (Indonesia) kenaikan diapresiasi sangat cepat, sementara penurunannya seperti enggan mengikuti. Dan bank syariah ambil langkah aman dalam menetapkan HDE. Lalu bagaimana kita menyikapinya?
Pertama. Ingat, investasi emas adalah jangka panjang, sehingga nggak usah panik. Fluktuasi harga saat ini terjadi karena emas telah mengagetkan dunia. Saat prestasi emas bisa menembus $1900/oz membuat banyak orang dan pihak ternganga. Datang lebih cepat. Investor saham dan komoditas lainnya yang tadinya menempatkan emas sebagai safe haven saja, berebut jadi spekulan.
Ketiga. Bagi yang suka melakukan beli gadai sementara istirahat dulu. Ambil jeda sambil wait and see. Selain kepingnya sulit didapat, beli gadai Anda terlalu mahal dan tidak optimal. Lagian beberapa bank syariah menahan diri (kata lain dari over kuota) untuk membiayainya.
Keempat. Bagi yang gadainya jatuh tempo minggu-minggu ini, dan Anda tetap akan membayar ijarohnya (biaya titip), Anda akan diuntungkan karena biaya titip Anda 4 bulan kedepan tidak terlalu mahal. Bagi yang membayar biaya titip dari kenaikan harga atau top-up, Anda mungkin akan merogoh kocek sedikit. Apalagi bila Anda nasabah BRI Syariah, karena prosentase pencairannya turun dari 93% menjadi 90%.
Kelima. Kalau Anda memiliki emas, ini bukan waktu yang tepat untuk menjual. Tetapi waktu yang tepat untuk mempertahkan. Karena harga $2.000/oz sangat mungkin akan tembus sebelum akhir tahun ini seiring kondisi Amerika dan Eropa yang belum jelas solusinya.
Maka, tetaplah jadikan emas sebagai portofolio investasi Anda. Karena emas bukan lagi komoditas tetapi mata uang yang sebenarnya!
Sumber:: http://www.facebook.com/notes/komunitas-emas/hde-ooh-hde/250986098279002
Tidak ada komentar:
Posting Komentar